Menebarkan Salam


Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Adik-adik pasti sering mendengar atau mungkin mengucapkan salam kapada orang tua, guru, atau siapa saja yang adik-adik jumpai. Ada yang tahu nggak kenapa sich kita sering kali mengucapakan salam, baik ketika akan memasuki atau keluar dari rumah dan ketika kita berjumpa dengan orang lain di jalan.
Sesungguhnya salam itu adalah salah satu dari asma Allah swt. Maka mengucapkan salam baik kepada teman, guru, orang tua atau bahkan pada orang yang tidak kita kenal mengandung keutamaan-keutamaan dan kebaikan diantaranya; salam dapat memancarkan rasa tentram, menebarkan rasa kasih sayang, menghangatkan hubungan, dan menancapkan kecintaan. Hal ini sesuai dengan arti dari kalimat salam itu sendiri yaitu doa semoga kesejahteraan selalu menyertai orang yang kita beri salam.

Keutamaan Salam
a. Salam adalah kunci kebaikan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga, hingga kalian beriman. Dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amal yang bila dikerjakan, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian”
Dengan hadist tersebut Rasulullah telah menuntun kita pada sutu kunci kebaikan. Mengucapkan atau menjawab salam menggambarkan kedekatan seseorang dengan ruh Islam dan sunnah Nabi dan akan dibalas dengan kebaikan dari Allah swt. Rasulullah dengan tegas telah menyebutkan bahwa menyebarkan salam adalah salah satu amalan yang erat kaitannya dengan keimanan seseorang yang menjadi syarat untuk memasuki surga Allah.

b. Salam mengandung nilai ruh kasih sayang yang dapat memadukan hati
Dari Thufail bin Abi Ka’ab, bahwa ia suatu ketika mendatangi Abdullah bin Umar. Ia berjalan bersama Abdullah ke pasar. Thufail bercerita, tak satu pun orang yang dilewati Abdullah di perjalanan, baik itu penjual, orang miskin, melainkan pasti Abdullah mengucapakan salam atasnya. Suatu ketika aku datang lagi kepada Abdullah bin Umar, dan ia mengajak ke pasar, maka aku tanyakan kepadanya, “Apa yang akan anda lakukan di pasar? Anda tidak berhenti untuk membeli sesuatu, dan tidak tawar-menawar harga barang dan juga tidak duduk-duduk di majelis pasar. Mengapa kita tidak duduk saja di sini berbincang-bincang”. Abdullah bin Umar berkata, “Wahai Abu Bathn (julukan Thufail), bahwasanya kami berpergian adalah untuk salam, maka beri salamlah kepada orang yang kita temui” (diriwayatkan oleh Malik dalam Muwattha’ dengan sanad shahih).
Begitulah, mengucapkan salam di suatu tempat di mana kita tidak mengenal seorang pun, di mana saat itu kita diliputi rasa takut dan khawatir, mencari seorang teman dan penolong, niscaya akan memberi rasa aman dan kesejukan hati serta akan menumbuhkan rasa kasih sayang. Salam juga dapat membuat ikatan hati, yang di dalamnya terkandung perhatian seseorang kepada saudaranya sesama muslim yang akan membuatnya merasa tenteram dan nyaman berada di dekatnya. Rasa kasih sayang yang tumbuh adalah kasih sayang yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah swt.

3. Keutamaan sikap mendahului memberi salam
Diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, salah seorang sahabat Rasul bertanya,
“Wahai Rasul, bila ada dua orang bertemu, siapakah diantara keduanya yang mengucapkan salam terlebih dulu?” Rasul bersabda, “Yang lebih dahulu akan mendapat ganjaran dari Allah swt.”
Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda, “Salam adalah salah satu nama dari asma Allah yang diletakkan di muka bumi. Maka sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Bukhari)

Etika mengucapkan salam
Ada sebagian orang yang mengucapkan salam secara kaku seperti ucapan prajurit kepada komandannya. Padahal sesungguhnya ucapan salam adalah ungkapan kalimat sejahtera. Bila ditinjau dari bunyi lafadznya, salam merupakan panggilan kasih sayang, yaitu berarti damai, rahmat (kasih sayang), dan barakah. Karena itu, mengucapkan salam, pasti dapat melahirkan kesan tersendiri bagi orang yang mampu merasakan nuansanya. Selain itu, akan memberi kesan mulia di dalam hati.

Salam hendaknya diucapkan sesuai dengan adab yang baik;
1)   Diucapkan dengan hati yang ikhlas
2)   Diucapkan dengan suara yang lemah lembut
3)   Menjawab salam dengan jawaban yang lebih baik atau sama, contohnya: ketika orang lain mengucapkan “Assalamualaikum”, kita menjawab “WaalaikuMusalam Warahmatullah” atau cukup “waalaikumussalam”
4)   Salam diucapkan kapada setiap muslim, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal
5)   Berlomba-lomba dalam mengucapkan salam, karena dalam Hadist dijelaskan orang yang mendahului memberi salam akan mendapat ganjaran dari Allah swt
6)   Menjawab salam wajib hukumnya
Nah, adik-adik sekarang telah mengetahui keutamaan dan anjuran untuk menyebarkan salam. Maka kalau kalian bertemu dengan guru, saudara, orang tua, teman, atau siapa saja ucapkanlah salam karena sama saja kalian telah menyebarkan kebaikan dan akan memperoleh ganjaran dari Allah swt.

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
By: Anonim Bogoriense (Materi Mentoring Islam SMP)

Maroji’ :
Sentuhan Hari Penyeru Dakwah. Abbas As-sisi, penerjemah, M. Lili Nur Aulia, Jakarta : Al Ithisom, 2001

2 Tanggapan to “Menebarkan Salam”

  1. Ramdanil Mubarok Says:

    argumennya bagus dan bisa di jadikan bahan ceramah


Tinggalkan Balasan ke Ayu Novitasasari Batalkan balasan