Dapat Kartu Kuning Bersihkan Toilet, Kartu merah Bersihkan Masjid


gutemAPA jadinya jika para da’i yang selama ini sibuk ceramah dan berdakwah tiba-tiba beralih saling beradu tangkas mengolah si kulit bundar di tengah lapangan? Kejadian menarik yang langsung menyedot banyak penonton ini setidaknya tersaji dalam Gutem Cup yang digelar beberapa waktu lalu di lingkungan Pesantren Hidayatullah Kampus Gunung Tembak, Balikpapan. Gutem, singkatan dari Gunung Tembak, merupakan istilah yang populer di kalangan pesantren tersebut.

Gutem Cup digagas oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) ar-Riyadh, Balikpapan, Kalimantan Timur. Awalnya, selain bernilai refreshing dan olahraga, turnamen ini hanya diniatkan sebagai media silaturahim antara seluruh warga pesantren dan para santri.

“Turnamen ini hanya untuk refreshing dan ajang menjalin kebersamaan saja antara warga dan santri di kampus Gunung Tembak,” ujar Muhammad Arfan, Ketua DKM ar-Riyadh.

Menurut Arfan, dalam memaksimalkan Gutem Cup tersebut, Masjid ar-Riyadh juga menggandeng seluruh unit-unit pendidikan di Kampus Gunung Tembak. Mulai dari Pendidikan Tahfidz Ahlus Shuffah Putra, Madrasah Tsanawiyah Raadhiyatan Mardhiyyah (MTs Rama) Putra, Madrasah Aliyah Raadhiyatan Mardhiyyah (Marama) Putra, hingga Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah. Termasuk bekerja sama dengan Asrama Santri Putra “Darul Arqam” dan Asrama Mahasiswa “Dakhiliyah Abdullah Said”.

“Semoga ukhuwah ini terjalin tidak hanya dalam urusan kerja bakti saja. Tapi kita harapkan tetap terjaga dalam setiap aspek kegiatan,” terang Arfan, ustadz yang bergabung dalam Halaqah Tarbiyah nomor urut empat belas (XIV) ini.

Turnamen ini melibatkan enam belas tim keduabelasan. Disebut keduabelasan, sebab jumlah pemain yang bermain di lapangan untuk satu tim halaqah berjumlah dua belas orang, termasuk penjaga gawang. Seperti diketahui, biasanya dalam permainan sepakbola setiap tim hanya diperkuat 11 pemain di lapangan.

“Jumlah pemain (lebih) banyak, jadi bisa lebih kuat mengejar bola di tengah lapangan,” aku Harbin, seorang dosen STIS yang memperkuat tim Halaqah Delapan (VIII), saat diminta komentarnya oleh Hidayatullah.com terkait jumlah pemain yang tidak biasanya itu.

Masing-masing Halaqah Tarbiyah yang terbentuk di kampus Gunung Tembak tersebut menyumbang satu tim. Setiap halaqah sendiri biasanya terdiri sekitar 18 – 20 personil  warga kampus Gunung Tembak. Jumlah tersebut belum termasuk santri-santri madrasah dan mahasiswa STIS Hidayatullah yang juga dibagi dan disebar ke masing-masing halaqah tadi.

6266-Gutem Cup-by Syakur

(Suasana adu penalti pada babak penyisihan Gutem Cup)

Hiburan Alternatif

Priitt..!! Wasit Adri al-Amin, seorang guru di MTs meniup peluitnya tanda kick off partai pertama Gutem Cup dimulai, Selasa (11/3/2014) sore. Turnamen yang juga disponsori oleh Pengurus Wilayah (PW) Syabab Hidayatullah ini diawali dengan duel seru antara Halaqah Satu (I) versus Halaqah Dua Belas (XII). Sebelumnya, Joko Mustafa, Ketua Departemen Pendidikan Hidayatullah Gunung Tembak melakukan seremoni pembukaan Gutem Cup dengan menendang bola dari titik tengah lapangan.

Bagi sebagian warga dan santri Gunung Tembak, turnamen perdana ini seolah menjadi hiburan alternatif. Hal ini terlihat dari sisi luar Lapangan Aglasra, venue pertandingan, yang selalu saja dipadati oleh puluhan penonton yang terus bersorak sorai mendukung tim-tim halaqah yang bertanding.

Menariknya, di sela-sela penonton yang hadir, masing-masing murabbi halaqah yang bertanding juga turut hadir memberi semangat pasukan mereka. Sebagai contoh, sebut saja Ustadz Abdul Latief Usman (Murabbi Halaqah I), Ustadz  Sudiono (Murabbi Halaqah VI), Ustadz Amin Mahmud (Murabbi Halaqah XVI), Ustadz Anwari Hambali (Murabbi Halaqah VIII), dan beberapa murabbi lainnya.

“Kehadiran murabbi halaqah sangat penting buat pemain. Setidaknya ia memberi motivasi dan ketenangan buat mereka yang sedang berjibaku di tengah lapangan,” ucap Baso Zulfikar, mahasiswa STIS yang bergabung di Halaqah I.

Dalam turnamen ini, ada beberapa aturan unik yang diterapkan oleh panitia pelaksana. Selain jumlah pemain bertanding sebanyak 12 orang, hal menarik lainnya adalah aturan bagi pemain yang memperoleh kartu kuning atau merah. Bagi yang diganjar kartu kuning, pemain wajib membayar denda Rp 5 ribu atau membersihkan toilet Masjid ar-Riyadh. Sedang yang beroleh kartu merah wajib membayar Rp 10 ribu atau membersihkan Masjid ar-Riyadh. Aturan yang juga menarik, setiap pemain wajib memakai celana yang menutup aurat (di bawah lutut).

Tampil sebagai Juara 1 Gutem Cup adalah Halaqah Empat Belas (XIV). Halaqah ini mengalahkan Halaqah Tiga Belas (XIII) dengan skor tipis 1-0 pada partai final yang digelar Rabu (2/4/2014) sore. Sehari sebelumnya, Halaqah Enam (VI) berhasil merebut Juara 3 setelah mengalahkan Halaqah Enam Belas (XVI) dengan skor 3-0.

Selama ini Halaqah XIII dibina oleh murabbi Ustadz Yusuf Suraji. Sedang Halaqah XIV ditangani langsung oleh salah seorang Dewan Pembina lainnya, yaitu Ustadz Manandring Abdul Ghani.

Menurut panitia, pihaknya telah mengganjar hadiah uang tunai untuk masing-masing juara. Total hadiah seluruhnya berkisar hingga Rp 2,5 juta.

“Kami berharap para peserta tidak melihat nominal hadiah yang ada. Sebab lebih dari itu, kita semua berhasil memupuk ukhuwah islamiyah di antara para warga pesantren dan seluruh santri,” terang Arfan tersenyum.

Sedianya ke depan, masih menurut Arfan, Takmir Masjid ar-Riyadh akan kembali mengadakan berbagai macam kegiatan untuk menguatkan halaqah tersebut.

“Beberapa usulan warga sudah masuk kepada kami. Mulai dari usulan Lomba Metode Mengajar Belajar al-Qur’an (MBA) hingga perlombaan tarik tambang, dan sebagainya,” ucap Arfan yang merangkap Pelatih tim kesebelasan Halaqah XIV ini.

“Mohon doanya saja, semoga seluruh urusan kita senantiasa dimudahkan oleh Allah,” pungkasnya.* Masykur, Kontributor Hidayatullah.com di Balikpapan

Sumber: http://www.hidayatullah.com/feature/read/2014/04/07/19571/dapat-kartu-kuning-bersihkan-toilet-kartu-merah-bersihkan-masjid.html#.U3qO-CjgMjo

Ditulis dalam Wawasan. Leave a Comment »

Tinggalkan komentar